Langsung ke konten utama

Mengubah Cara Pandang Terhadap Kreativitas

Halo IdeNovator!

Kreativitas, kata yang sakral bagi sebagian orang. Banyak orang yang bergantung pada kreativitas untuk melakukan pekerjaannya. Kadang, kreativitas itu kaya pulpen. Suka ngilang pas kita lagi butuh banget dan muncul lagi disaat yang ngga pernah kita duga sebelumnya.
Pada kesempatan kali ini gue ingin menceritakan tentang sebuah buku yang mengubah cara pandang gue terhadap kreativitas. Judulnya Big Magic karya Elizabeth Gilbert.
Awalnya gue hanya merasa kalo kreativitas itu hanya sebatas hasil dari pemikiran pribadi aja. Ternyata, di buku ini diceritakan sebuah fenomena dimana kreativitas tuh lebih dari sekedar pemikiran kita sendiri, melainkan hasil dari peri-peri ide yang mencari seseorang untuk mengerjakan idenya. Heran? Sama, sebelum baca buku ini gue juga heran.
Sebelum bercerita lebih lanjut tentang pelajaran yang gue dapatkan dari buku ini, gue pengen cerita dulu tentang penulisnya.
Gue yakin beberapa dari kalian udah familiar sama Elizabeth Gilbert. Ya, wanita yang akrab disapa Liz ini adalah seorang penulis karya international bestseller yang diangkat menjadi film berjudul Eat Pray Love. Sedikit intermezzo, film tersebut diperankan oleh aktris terkenal Julia Roberts dan syutingnya pun mengambil latar di Indonesia lebih tepatnya di Pulau Bali.
Karya Elizabeth Gilbert pun ngga cuman Eat Pray Love aja, ada 6 novel lainnya yang juga mendapatkan banyak penghargaan. Jadi, menurut gue Liz adalah orang yang tepat untuk menulis sebuah karya non-fiksi bertemakan kreativitas ini.

Apa itu kreativitas?

Sebuah pertanyaan mendasar yang tentunya akan memunculkan banyak jawaban unik dari siapapun yang menjawabnya. Kalo dalam buku ini, Liz sendiri menjawab bahwa kreativitas adalah hubungan antara manusia dengan makhluk misterius bernama inspirasi.
Kata kuncinya adalah hubungan, misterius dan inspirasi. Menarik bukan? diawal buku ini aja kita udah disuguhkan dengan sebuah konsep yang baru dan tentunya, kreatif.
Yuk langsung aja disimak 5 pelajaran utama yang gue dapetin dari buku ini:

1. Be Courageous!

Hal pertama dan yang paling penting dari buku ini adalah seorang individu kreatif harus menjadi berani. Berani untuk berkarya, berani untuk keluar dari zona nyaman dan berani untuk mengekspos dirinya ke dunia luar. Tentunya ini bukan hal yang mudah dan dibutuhkan keberanian untuk melakukannya.
“The universe buries strange jewels deep within us all, and then stand back to see if we can find them.”
Ketika kita berani dan ngga takut buat mengeksplor diri kita, kita bisa menemukan harta berharga dan membuat karya yang indah. Tapi ketika kita merasa takut, ide berharga tersebut hanya akan tersembunyi dibalik ketakutan kita.

2. Ideas Come And Go

Pernah ngga kalian ngerasain kalo ide itu kadang hanya lewat sepintas di kepala lalu pergi lagi begitu aja?
Liz percaya bahwa ide itu adalah sebuah makhluk misterius yang sedang mencari orang yang tepat untuk mengerjakannya. Ia kadang berkeliling dulu hingga bersinggah di pikiran kita. Kalo kita menerima ide tersebut dan memutuskan untuk melakukannya, ide tersebut akan mengikuti kita dan inspirasi pun akan muncul. Namun, ketika kita ngga menanggapinya, ide tersebut akan pergi ke orang yang lebih siap.
“When an idea thinks it has found somebody-say, you-who might be able to bring it into world, the idea will pay you a visit. It will try to get your attention.”

3. You Don’t Need Permision

Ada sebuah rahasia kecil yang menurut Liz setiap kreator harus tau, “You don’t need a permission to live a creative life.”
Ya, kita ngga perlu izin ke siapapun untuk menjadi kreatif. Kita ngga akan bisa berkarya kalo kita ngga percaya kita bisa atau paling ngga mencoba.

4. Don’t Believe in Perfection

Kebanyakan orang mungkin menganggap dirinya adalah seorang yang perfeksionis. Menurut Liz, perfeksionis itu bisa merusak segalanya. Alasannya, sempurna bukan hanya musuh dari bagus, tetapi juga musuh dari realistis, kemungkinan dan menyenangkan.
Kesempurnaan hanyalah bentuk lain dari ketakutan, yang kadang menjauhkan kita untuk membuat atau memulai sesuatu yang kita inginkan. Pada titik tertentu, ketika kita udah selesai, ya udah, langsung aja show to the people. Seperti kata pepatah “Done is better than perfect.”

5. Always Keep Creating

Membuat sebuah karya adalah hal yang gampang, tetapi membuat karya secara terus menerus setiap hari itu ngga gampang. Dibutuhkan konsistensi dan determinasi yang tinggi dari seseorang untuk terus dan terus berkarya.

Kesimpulan

Meski kadang karya yang kita hasilkan ngga selalu jadi “Masterpiece” itu bukan salah diri kita sendiri. Mungkin peri ide yang menghampiri kita sedang badmood dan membawa ide yang biasa saja. Yang penting, terus berkarya dan lakukan dengan hati!


About the author
Gilang Agustiar

An avid learner that passionate on reading, thinking, and writing. Student at Entrepreneurship SBM ITB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Power Pose: Menjadi Percaya Diri Dalam 2 Menit

Halo IdeNovator! Kurang percaya diri. Sebuah masalah yang dialami oleh banyak orang, termasuk gue sendiri. Mulai dari ngga percaya diri ketika mau public speaking, mulai kenalan sama orang lain, ataupun inisiatif buat menyampaikan ide. Salah satu momen yang paling gue ingat dalam hidup gue adalah ketika gue mengikuti lomba marketing plan yang diadakan oleh salah satu konsultan marketing di Indonesia. Waktu itu, tim gue sempet lolos babak 16 besar dan harus presentasi di depan beberapa para juri yang merupakan ahli di bidangnya. Gue ngerasa ngga siap banget waktu itu, mulai dari materi yang kurang dipersiapkan dan juga karena itu juga merupakan pengalaman pertama gue buat berbicara di depan umum. Gue ngerasa deg-degan banget dan rasanya udah hampir keringet dingin pas naik diatas panggung. Alhasil, kurangnya percaya diri ini menyebabkan gue ngomong gelagapan dan terlihat ngga jelas. Ya, tim gue ngga lolos ke babak berikutnya dan gue merasa bersalah karena mengecewakan teman-tem...

Hukum Lingkaran: Bagaimana Jiwa Sosial Anda Menandakan Bentuk Diri Anda

Pernahkah Anda berpikir bahwa siapa pun di sekitar Anda benar-benar membentuk siapa Anda, apa yang Anda pikir, dan apa yang Anda lakukan? Nah, inilah beberapa contoh: 1. Teman-teman yang selalu meminta Anda untuk bermain. Anda seorang siswa sangat termotivasi.  Karena Anda lulus dari sekolah tinggi Anda, Anda memiliki mimpi besar tentang masa depan Anda.  Anda ingin menjadi seorang peneliti di Mikrobiologi. Ketika Anda memasuki perguruan tinggi, di hari pertama Anda menemukan bahwa orang-orang di sekitar Anda yang tidak antusias seperti Anda dengan impian mereka.  Teman-teman Anda hanya mengambil hal-hal yang lambat dan membiarkannya. Pada awalnya, Anda berpikir bahwa itu tidak masalah.  Selama Anda tetap di jalur dengan diri sendiri, Anda masih bisa mencapai impian Anda dan bermain dengan semua orang. Tetapi kenyataannya adalah tidak indah, meskipun. Anda mulai kehilangan target Anda, Anda bermain lebih dari yang Anda pelajari.  Sebagian bes...

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mulai Beriklan di Media Sosial?

Banyak yang bilang pasang iklan (khususnya di internet) itu kayak bakar duit. Katakanlah dalam sebulan itu Anda bisa habis ratusan ribu, bahkan sampai ratusan juta Rupiah hanya untuk beriklan di Facebook. Lalu hasilnya? Modal terkuras banyak, tapi perkembangan bisnis tetep stagnan atau bahkan menurun karena kebanyakan bakar duit. Mau untung, eh malah buntung. Sebetulnya saya gak mengharamkan jalan pintas lewat advertising. Justru sangat direkomendasikan karena memang beriklan di media sosial, itu bisa memberikan hasil yang efektif. Seru lagi… Tapi hati-hati kalau sampai terlalu banyak bakar duit… Karena dalam berbisnis, selain Anda dituntut untuk terus disiplin, konsisten, jago-jagoan strategi, tentunya Anda juga harus mengutamakan yang namanya  efficiency cost . Efisiensi biaya sangat penting, apalagi untuk perkembangan bisnis kecil-menengah. Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efficiency cost adalah dengan me...