Langsung ke konten utama

Pentingnya Membangun Jaringan dari Bangku Kuliah

Halo IdeNovator!

Hampir dalam setiap buku, kelas, dan pelatihan, kita dijejali bahwa faktor penting keberhasilan seseorang dalam membangun sebuah startup atau karier yang baik adalah usaha diri untuk disiplin, berpikir positif, manajemen waktu, dan motivasi. Membangun relasi atau jaringan jarang dibahas sebagai salah satu faktor kesuksesan seseorang, baik sebagai entrepreneur ataupun profesional.
Ini terjadi pada pendidikan formal, meski beberapa universitas di Indonesia mulai menjadikan entrepreneurship sebagai salah satu materi perkuliahan. Akibatnya, banyak mahasiswa atau generasi muda yang tidak menyadari bahwa tak seorang pun sukses di dunia ini tanpa bantuan orang lain.
idenovasi
Never Eat Alone by Keith Ferrazi
Sebuah buku berjudul Never Eat Alone: And Other Secrets to Success, One Relationship at a Time karya Keith Ferrazzi memberi bermacam rahasia sukses lewat menjalin jejaring. Keith adalah pendiri dan CEO Ferrazzi Greenlight, perusahaan Business Management Consultant. Ia juga pernah menjabat sebagai CEO YaYa Media, sebuah perusahaan game interaktif.
Sebelum bergabung dengan YaYa, ia sempat menjabat sebagai CMO di Starwood Hotel & Resort dan perusahaan konsultan Deloitte. Dari profesinya di berbagai industri tersebut, Keith telah mengembangkan jaringan mulai dari urusan politik hingga dunia hiburan.

1. Pola pikir yang baik

Pada bagian awal buku, Keith bercerita bahwa ia adalah anak dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya bekerja di pabrik baja. Namun, Keith meyakinkan diri bahwa kerja keras adalah salah satu jalan untuk memenangkan kesempatan diterima di Sekolah Bisnis Harvard. Pola pikir inilah yang dia bangun sejak kecil, bahwa kesuksesan di satu bidang akan mendorong lahirnya kesuksesan lainnya.
Merangkul orang-orang adalah cara untuk membuat perbedaan dalam kehidupan orang lain. Hal ini bertujuan untuk memberikan nilai bagi orang lain dan meningkatkan nilai-nilai yang kita miliki. Keith belajar bahwa jejaring yang sebenarnya adalah mencari jalan untuk membuat orang lain menjadi lebih berhasil.
Semakin banyak kita membantu orang, akan semakin banyak pula bantuan yang kita dapatkan. Karena kita banyak mendapatkan bantuan, maka semakin banyak pula bantuan yang kita terima untuk membantu orang lain. Semakin banyak memberi, berarti kita membangun pundi-pundi pemberian kita sendiri.
Pola pikir yang baik juga dipengaruhi oleh misi yang jelas. Karena semakin konkret tujuan kita, semakin mudah kita mencapainya. Oleh sebab itu, penting untuk menemukan apa yang menjadi passion atau semangat hidup kita.
Prinsip dasar dari sifat manusia adalah keinginan untuk dihargai. Oleh sebab itu, mencari informasi untuk mengetahui latar belakang seseorang adalah salah satu usaha yang harus dilakukan. Hal ini berarti kita belajar memahami permasalahan-permasalahan atau kebutuhan-kebutuhan mereka.
Keith menyarankan agar kita mencari untuk menjadi bagian dari hal paling diminati oleh orang yang ingin kita dekati. Dengan begitu, kita pun akan menemukan cara untuk menjadi bagian dari hidup mereka.
Langkah berikutnya adalah mengindentifikasi orang-orang yang dapat membantu mencapai tujuan kita, kemudian berkenalan dengan mereka. Namun tidak sedikit orang yang kesulitan untuk berkenalan dengan orang baru.
Kita sebaiknya menganggap berkenalan dengan orang baru sebagai sebuah tantangan dan kesempatan. Pemikiran ini akan membakar semangat bersaing kita dan memadamkan sifat pemalu yang menjauhkan kita dari pergaulan sosial.

2. Keterampilan Yang Patut Dikuasai

Keith mengatakan, bahwa pemenang sesungguhnya adalah orang-orang yang punya karier cemerlang, hubungan hangat, dan karisma yang tak terhentikan. Mereka adalah orang yang memberikan semuanya di luar sana dengan tulus, serta tidak menghabiskan waktu untuk mencoba menjadi sesuatu (atau seseorang) yang bukan dirinya.

3. Mengubah koneksi menjadi pertemanan

Buatlah diri kita nyaman dengan lawan bicara. Keith menyarankan, kita harus belajar mengetahui apa yang membuat seseorang terpancing. Juga, bagaimana cara terbaik untuk bisa memuaskan apa pun yang membuat orang itu terpancing. Ini berarti kita harus berani berkata sesuatu yang buruk jika melihat ada orang yang tidak jujur dengan dirinya sendiri.
Menurut Keith, koneksi adalah sebuah falsafah hidup. Suatu cara pandang terhadap dunia. Hal ini didasari bahwa orang, semua manusia dan setiap orang yang kita temui, berkesempatan untuk membantu dan dibantu.

Kesimpulan

Buku ini sangat cocok bagi siapapun yang merasa dirinya cukup introvert untuk berinteraksi atau bahkan membangun relasi dengan orang baru. Keith Ferrazzi tidak hanya menuliskan tentang konsep membangun jaringan, tapi juga menceritakan pengalaman-pengalamannya dalam membangun jaringan dan relasi.
Apa yang ia lakukan dan dituangkan menjadi tulisan ini menambah kesan bahwa Keith tidak semata-mata menjual ide, tapi juga berbagi pengalaman hidup yang ia jalani.
Membangun relasi atau jejaring dapat dimulai selagi muda, termasuk saat kamu masih duduk di bangku kuliah. Siapa tahu teman yang dahulu jadi rekan berbagi cerita akan menjadi teman yang sangat berpengaruh dalam kesuksesanmu di masa yang akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Power Pose: Menjadi Percaya Diri Dalam 2 Menit

Halo IdeNovator! Kurang percaya diri. Sebuah masalah yang dialami oleh banyak orang, termasuk gue sendiri. Mulai dari ngga percaya diri ketika mau public speaking, mulai kenalan sama orang lain, ataupun inisiatif buat menyampaikan ide. Salah satu momen yang paling gue ingat dalam hidup gue adalah ketika gue mengikuti lomba marketing plan yang diadakan oleh salah satu konsultan marketing di Indonesia. Waktu itu, tim gue sempet lolos babak 16 besar dan harus presentasi di depan beberapa para juri yang merupakan ahli di bidangnya. Gue ngerasa ngga siap banget waktu itu, mulai dari materi yang kurang dipersiapkan dan juga karena itu juga merupakan pengalaman pertama gue buat berbicara di depan umum. Gue ngerasa deg-degan banget dan rasanya udah hampir keringet dingin pas naik diatas panggung. Alhasil, kurangnya percaya diri ini menyebabkan gue ngomong gelagapan dan terlihat ngga jelas. Ya, tim gue ngga lolos ke babak berikutnya dan gue merasa bersalah karena mengecewakan teman-tem

Impostor Syndrome: Perasaan Ragu Terhadap Diri Sendiri

Halo IdeNovator! Seperti yang kalian ketahui, beberapa saat yang lalu Metagraf sempat istirahat tanpa posting selama satu bulan. Sebenarnya, penyebab utamanya adalah karena pada saat itu, saya mulai merasa ragu dengan kemampuan saya menulis. Perasaan yang saya alami itu biasa disebut dengan istilah  self-doubt . Dalam bentuk lain, perasaan  self-doubt  ini dikenal dengan istilah Impostor Syndrome, yaitu ketika seorang yang sebenarnya kompeten/berpengalaman, merasa bahwa dirinya tidak benar-benar tau apa yang ia lakukan. Berdasarkan pengalaman saya, perasaan tersebut sangatlah mematikan. Impostor Syndrome telah membuat saya jadi berhenti berkarya dan kehilangan momentum dalam menulis. Tidak hanya saya, sejak pertama kali istilah  Impostor Syndrome  ini di temukan pada tahun 1978, telah tercatat bahwa 70% dari populasi manusia di seluruh dunia pernah merasakannya. Bahkan para mahasiswa di universitas papan atas dunia seperti  Harvard, Yale, Stanford  dan  MIT  pun merasakan ha

Tips Meningkatkan Kecepatan Membaca

Halo IdeNovator! Beberapa minggu lalu, gue pernah menulis artikel yang berjudul:  Rahasia Membaca Satu Buku Setiap Minggu . Nah, di artikel itu gue sempet ngejanjiin akan menulis tentang gimana sih tips meningkatkan kecepatan membaca tanpa mengurangi komprehensi kita dalam membaca. Sebelum gue menjelaskan tentang  step-step nya, perlu diketahui bahwa  membaca cepat ini ngga bisa instan.  Dibutuhkan latihan-latihan setiap harinya. Pada awalnya membaca cepat ini juga akan terasa sedikit susah karena mata kita belum terbiasa untuk bergerak dengan cepat dan membaca lebih banyak kata sekaligus. Jadi, lakukanlah latihan membaca cepat dengan teratur agar nanti membaca cepat bisa menjadi kebiasaan yang secara otomatis kita lakukan. Oh iya, pengen ngejelasin juga bahwa  kita ngga harus membaca cepat untuk semua buku.  Ada beberapa jenis buku yang emang kita bisa ngelakuin baca cepat dengan mudah, namun ada juga buku yang akan lebih enak bacanya kalo dihayati secara perlahan. Jadi, ki