Langsung ke konten utama

Pentingnya Memiliki Role Model Dalam Hidup

Halo IdeNovator!

“You can’t step in the same river twice. In the same way, you can’t follow a role model’s exact steps, expecting the same outcome.” – Eric C. Sinoway, Howard’s Gift
Perjalanan seseorang untuk meraih kesuksesan dalam hidup pastinya memiliki jalan yang berbeda-beda. Misalnya, almarhum Bob Sadino, seorang pengusaha legendaris dari Indonesia yang beberapa tahun lalu baru saja menghembuskan nafas terakhirnya, melalui jalan kesuksesan yang cukup unik, yaitu tanpa pendidikan yang tinggi. Istilahnya hanya dengan “modal nekat” saja.
Coba sekarang kita perhatikan jalan kesuksesan dari seorang Billy Boen. Ia adalah salah satu tokoh yang hampir selalu mendapatkan nilai terbaik ketika di kelas. Pendidikan yang ia tempuh pun tergolong sangat tinggi yaitu MBA di State University of West Georgia.
Nah, jika kita bandingkan, perjalanan menuju kesuksesan keduanya tentu sangat kontras satu sama lain. Tapi pada akhirnya, yang kita lihat sebagai kesuksesan seseorang bukanlah dari jalan yang ia tempuh, namun hasil akhir yang ia dapatkan.
Mereka berdua adalah salah satu dari sekian banyak pengusaha sukses yang sering dijadikan role model oleh kebanyakan orang yang ingin menjadi pengusaha.
idenovasi
metagraf.co
Oh iya ngomong-ngomong tentang role model, kemarin gue baru saja selesai membaca buku “Howard’s Gift” karangan Eric C. Sinoway. Buku ini banyak bercerita tentang pelajaran-pelajaran hidup yang diberikan oleh Howard A. Stevenson, seorang guru besar entrepreneurship dari Harvard Business School, salah satu sekolah bisnis terbaik di dunia. Dalam buku tersebut, ada salah satu bab yang membahas tentang peran role model dalam kehidupan kita sehari-hari. Yuk langsung aja disimak pembahasannya!

Pentingnya Memiliki Role Model

Menurut gue, dalam menjalani hidup ini memiliki role model itu sangat penting. Kenapa? Memiliki role model akan mempermudah kita untuk melihat “The Big Picture” dari mimpi kita secara keseluruhan.
Oh iya, konsepsi yang sering salah itu adalah role model dianggap hanya satu orang yang kita harus tiru jalan hidupnya. Sebenarnya, meskipun kita melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh role model kita, hasilnya belum tentu akan menjadi sama. Setiap orang diciptakan berbeda dan jalan hidupnya pun berbeda. Bisa jadi kondisi saat si role model tersebut melakukan suatu hal berbeda dengan saat kita melakukannya.
Lalu, role model itu harus seperti sih?
Role model itu sebenarnya bukanlah satu orang aja, melainkan kumpulan dari beberapa karakter orang sukses yang sesuai dengan pribadi yang kita ingin menjadi di masa depan. Kebayang nggak?
Misalnya, kalo gue pribadi sangat suka dengan gaya kepemimpinannya Bill Gates, cara berpikirnya Steve Jobs dan sifat bijaksana dari Dalai Lama. Gabungan dari ketiga orang itulah yang jadi role model gue.
Dari role model tersebut, gue bisa memahami bagaimana cara terbaik untuk bisa menjadi diri yang gue inginkan. Istilahnya karakter-karakter tersebut adalah potongan puzzle yang jika disusun akan menjadi diri terbaik yang gue inginkan di masa depan. Tujuannya tidak lain adalah agar gue bisa lebih memahami diri gue sendiri, tahu ke mana arah gue akan berkembang, dan paham bagaimana cara terbaik untuk mencapai kesana.

Perbedaan diantara Role Model dan Mentor

Sering ada miskonsepsi diantara kita yang menganggap bahwa role model dan mentor itu harus menjadi orang yang sama. Sebenarnya tidak. Mentor dan role model adalah dua hal yang sangat berbeda.
Memang ada role model yang sekaligus menjadi mentor bagi seseorang. Namun, keduanya itu tidak bertindak sebagai sinonim. Sejujurnya, sangat beruntunglah orang yang bisa memiliki mentor role model yang ia inginkan.
Secara garis besar, role model adalah sebuah gambaran ideal yang kita inginkan untuk diri kita di masa depan. Meskipun kita tidak mengenal orang tersebut secara dekat, tidak menjadi masalah. Sedangkan, mentor adalah seseorang yang membantu kita secara langsung untuk menghadapi masalah yang ada di hidup kita. Seorang mentor harus mau meluangkan waktunya untuk memberikan masukan kepada kita untuk memahami masalah yang sedang kita hadapi.

Bagaimana mendapatkan seorang role model?

1. Kenalilah diri sendiri terlebih dahulu
Sebelum kalian mencari role model yang tepat, kenalilah diri kalian sendiri terlebih dahulu. Apa yang kalian suka, apa yang tidak kalian suka, apa passion dan mimpi kalian. Mengenali diri sendiri adalah tahap yang paling penting karena dengan mengenal diri sendiri, mencari role model yang tepat dan sesuai dengan diri kita akan menjadi lebih mudah. Jadikanlah diri kalian sendiri sebagai acuan dari role model yang kalian inginkan.
2. Buatlah daftar orang yang lebih sukses dari kalian
Sederhananya, buatlah daftar yang berisi orang-orang yang ada pada industri yang kalian tekuni yang memiliki kesuksesan 10x lipat dari diri kalian sekarang. Lihatlah ke masa depan, kalian maunya jadi orang seperti apa sih? Dan sekali lagi gue tekankan, role model tidak harus satu orang aja, melainkan bisa merupakan kumpulan dari orang-orang sukses yang kita ingin menjadi seperti mereka di masa depan. Mereka bisa saja berupa seorang CEO dari sebuah perusahaan, seorang founder dari komunitas, ataupun presiden dari suatu negara.
3. Gabungkanlah karakter-karakter yang kalian ingin capai dari mereka
Seperti yang gue sudah bilang sebelumnya, karakter-karakter yang ingin kalian capai dari mereka adalah sebuah puzzle. Mungkin salah satu role model kalian mempunyai karakter yang berani mengubah, role model kalian yang lainnya lebih konservatif, pilihlah salah satu sifat dari kedua role model tersebut yang kalian rasa sesuai dengan apa yang kalian inginkan. Gabungkanlah seluruh potongan-potongan puzzle tersebut menjadi sebuah gambaran besar yang utuh di diri kalian.
4. Yakin dan belajarlah dari perjalanan hidup mereka
Setelah kalian memilih dan menggabungkan beberapa role model menjadi sebuah gambaran besar, yakinlah pada diri kalian sendiri bahwa memiliki role model seperti ini dapat membuat kalian menjadi orang yang lebih baik. Pelajarilah seluruh kisah mereka mulai dari yang sukses hingga yang gagal. Pelajarilah segala kebiasaan mereka dengan cara membaca buku biografinya. Biasanya, orang yang sudah sangat sukses pasti memiliki buku biografi. Jika tidak ada, carilah informasi tentang mereka sedalam-dalamnya dari internet.

Kesimpulan

Role model adalah kumpulan cerita kesuksesan yang kita bacakan kepada diri  sendiri untuk membantu memahami diri, mengetahui arah perkembangan diri kita, dan juga cara terbaik untuk mencapai kesana. Kita harus memutuskan bagaimana menghubungkan cerita tersebut kedalam kehidupan yang kita jalankan saat ini. Pada dasarnya, setiap orang itu berbeda dan memiliki jalan hidupnya masing-masing. Temukan role model kalian dan jadilah lebih baik! Good Luck!


About the author
Gilang Agustiar

An avid learner that passionate on reading, thinking, and writing. Student at Entrepreneurship SBM ITB.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Power Pose: Menjadi Percaya Diri Dalam 2 Menit

Halo IdeNovator! Kurang percaya diri. Sebuah masalah yang dialami oleh banyak orang, termasuk gue sendiri. Mulai dari ngga percaya diri ketika mau public speaking, mulai kenalan sama orang lain, ataupun inisiatif buat menyampaikan ide. Salah satu momen yang paling gue ingat dalam hidup gue adalah ketika gue mengikuti lomba marketing plan yang diadakan oleh salah satu konsultan marketing di Indonesia. Waktu itu, tim gue sempet lolos babak 16 besar dan harus presentasi di depan beberapa para juri yang merupakan ahli di bidangnya. Gue ngerasa ngga siap banget waktu itu, mulai dari materi yang kurang dipersiapkan dan juga karena itu juga merupakan pengalaman pertama gue buat berbicara di depan umum. Gue ngerasa deg-degan banget dan rasanya udah hampir keringet dingin pas naik diatas panggung. Alhasil, kurangnya percaya diri ini menyebabkan gue ngomong gelagapan dan terlihat ngga jelas. Ya, tim gue ngga lolos ke babak berikutnya dan gue merasa bersalah karena mengecewakan teman-tem

Impostor Syndrome: Perasaan Ragu Terhadap Diri Sendiri

Halo IdeNovator! Seperti yang kalian ketahui, beberapa saat yang lalu Metagraf sempat istirahat tanpa posting selama satu bulan. Sebenarnya, penyebab utamanya adalah karena pada saat itu, saya mulai merasa ragu dengan kemampuan saya menulis. Perasaan yang saya alami itu biasa disebut dengan istilah  self-doubt . Dalam bentuk lain, perasaan  self-doubt  ini dikenal dengan istilah Impostor Syndrome, yaitu ketika seorang yang sebenarnya kompeten/berpengalaman, merasa bahwa dirinya tidak benar-benar tau apa yang ia lakukan. Berdasarkan pengalaman saya, perasaan tersebut sangatlah mematikan. Impostor Syndrome telah membuat saya jadi berhenti berkarya dan kehilangan momentum dalam menulis. Tidak hanya saya, sejak pertama kali istilah  Impostor Syndrome  ini di temukan pada tahun 1978, telah tercatat bahwa 70% dari populasi manusia di seluruh dunia pernah merasakannya. Bahkan para mahasiswa di universitas papan atas dunia seperti  Harvard, Yale, Stanford  dan  MIT  pun merasakan ha

Tips Meningkatkan Kecepatan Membaca

Halo IdeNovator! Beberapa minggu lalu, gue pernah menulis artikel yang berjudul:  Rahasia Membaca Satu Buku Setiap Minggu . Nah, di artikel itu gue sempet ngejanjiin akan menulis tentang gimana sih tips meningkatkan kecepatan membaca tanpa mengurangi komprehensi kita dalam membaca. Sebelum gue menjelaskan tentang  step-step nya, perlu diketahui bahwa  membaca cepat ini ngga bisa instan.  Dibutuhkan latihan-latihan setiap harinya. Pada awalnya membaca cepat ini juga akan terasa sedikit susah karena mata kita belum terbiasa untuk bergerak dengan cepat dan membaca lebih banyak kata sekaligus. Jadi, lakukanlah latihan membaca cepat dengan teratur agar nanti membaca cepat bisa menjadi kebiasaan yang secara otomatis kita lakukan. Oh iya, pengen ngejelasin juga bahwa  kita ngga harus membaca cepat untuk semua buku.  Ada beberapa jenis buku yang emang kita bisa ngelakuin baca cepat dengan mudah, namun ada juga buku yang akan lebih enak bacanya kalo dihayati secara perlahan. Jadi, ki