Langsung ke konten utama

Mengubah Halangan Menjadi Sebuah Peluang

Halo IdeNovator!

“The impediment to action advances action. What stands in the way becomes the way.”
– Marcus Aurelius
Dua kalimat tersebut diambil dari sebuah paragraf yang ditulis oleh Marcus Aurelius, seorang kaisar Roma pada tahun 170AD. Kalimat tersebut mempunyai makna bahwa kita harus melihat sebuah halangan itu bukan sebagai penghambat, tapi sebagai peluang untuk kita lebih maju dari sebelumnya.
Ya, akhir-akhir ini gue lagi seneng banget belajar ilmu filosofi. Terutama yang western kaya SocratesPlato atau Aristoteles. Setelah gue mulai eksplorasi terhadap ilmu filosofi tersebut kurang lebih 1 bulan, gue menemukan salah satu cabang ilmu filosofi yang bernama “Stoicism“.
Pada dasarnya, yang membedakan stoicism dengan ilmu filosofi lainnya adalah stoicism ini bisa diterapkan dan sangat bermanfaat bagi pekerjaan, bisnis, bahkan kehidupan kita.
Nah, stoicism ini sendiri adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang cara mengatasi rasa panik, depresi, kegagalan, kemarahan ataupun segala emosi yang bersifat destruktif dengan pendekatan rasional. Menurut gue, Stoicism ini sangat penting untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.
Jadi, menurut ilmu stoicism, kita tuh ngga akan ngerasa panik atau depresi hanya karena sesuatu yang buruk terjadi, tapi karena sesuatu yang buruk terjadi dan kita ngga menduga itu sama sekali karena ngga ada persiapan.
Mari kita ambil contoh dari gerimis, coba bayangin ketika gerimis turun dan kita udah siap-siap bawa payung, rasanya biasa aja kan? Tapi kalo misalnya kita lagi ngga bawa payung terus tiba-tiba gerimis, pasti kita ngerasa gelisah. Ya, intinya stoicism itu adalah tentang persiapan menghadapi hal buruk yang akan terjadi.
Nah, buku “The Obstacle Is The Way” karangan Ryan Holiday ini banyak bercerita tentang ilmu stoicism tapi menggunakan bahasa yang mudah dicerna dan contoh yang relevan pada zaman sekarang. Buku ini banyak terinspirasi dari bukunya Marcus Aurelius yang berjudul “Meditation” dan buku dari Seneca yang berjudul “Letters of Stoics”. Marcus Aurelius dan Seneca ini adalah dua orang filosofer yang mendalami ilmu stoicism.
Okey, Sekarang kita langsung aja bahas 3 ide besar yang gue dapatkan dari buku ini:

BIG IDEA #1: What Stands In The Way Becomes The Way

Pada dasarnya, kita memilih bagaimana cara kita melihat sesuatu yang terjadi di dunia ini. Dengan mengontrol emosi yang irasional, kita bisa melihat sesuatu dengan apa adanya. Bukan dengan sudut pandang yang kita harapkan sesuatu akan terjadi.
Contohnya gue punya temen, sebut saja si X. Dari kecil dia pengen banget masuk jurusan kedokteran, tapi ternyata ketika pengumuman si X ini ngga lolos dan keterimanya di jurusan biologi (Ngga jauh banget sih). Tapi ternyata dibalik ngga diterimanya dia di jurusan kedokteran, ia menemukan bahwa sebenernya si X ini lebih nyaman kuliah di jurusan biologi. Dan sekarang, si X ini menemukan sebuah cara agar membuat buah pisang lebih tahan terhadap penyakit dan tahan lama.

BIG IDEA #2: Stay Moving, Always

Salah satu cara untuk menyelesaikan sebuah masalah adalah dengan melakukan trial & error. Ya, coba-coba sebanyak mungkin sebuah solusi, hingga ketemu solusi yang paling efektif. Buat melakukan trial & error ini terutama dalam hidup sendiri ngga gampang.
Dibutuhkan keberanian untuk mengambil tindakan. Kita bisa memulainya dengan mengatakan “Ya” dalam sebuah tantangan. Kadang sebuah halangan itu emang terasa sangat mengintimidasi kita. Jadi yang bisa kita lakukan adalah berhenti melihat tantangan tersebut dan menciptakan sebuah momentum!

BIG IDEA #3: Persistance & Perseverance

Gue yakin kalian udah pernah mendengar kisah Thomas Alva Edison yang menciptakan lampu bohlam. Edison telah mencoba lebih dari 10.000 eksperimen untuk menemukan filamen mana yang bisa menyalakan lampu bohlam. Menurut gue, itu sangat luar biasa.
Untuk tetap konsisten melakukan eksperimen walaupun udah ada 10.000 eksperimen yang gagal itu ngga hanya membutuhkan kegigihan aja, melainkan juga ketekunan. Bedanya apa sih? Kegigihan itu berkaitan dengan sesuatu yang kita lakukan. Tapi, ketekunan itu berkaitan dengan willpower atau keinginan. Dengan determinasi yang kuat disertai dengan kegigihan dan ketekunan, ngga ada lagi sesuatu yang impossible.

Kesimpulan

Kesimpulan yang gue dapatkan dari membaca buku ini adalah meskipun kita harus selalu mengharapkan yang terbaik untuk terjadi, jangan lupa untuk mempersiapkan sesuatu yang terburuk. Tujuannya adalah jika yang terburuk itu beneran terjadi, kita udah siap dan bisa menghadapinya dengan lebih bijaksana. Good Luck!

About the author
Gilang Agustiar

An avid learner that passionate on reading, thinking, and writing. Student at Entrepreneurship SBM ITB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Power Pose: Menjadi Percaya Diri Dalam 2 Menit

Halo IdeNovator! Kurang percaya diri. Sebuah masalah yang dialami oleh banyak orang, termasuk gue sendiri. Mulai dari ngga percaya diri ketika mau public speaking, mulai kenalan sama orang lain, ataupun inisiatif buat menyampaikan ide. Salah satu momen yang paling gue ingat dalam hidup gue adalah ketika gue mengikuti lomba marketing plan yang diadakan oleh salah satu konsultan marketing di Indonesia. Waktu itu, tim gue sempet lolos babak 16 besar dan harus presentasi di depan beberapa para juri yang merupakan ahli di bidangnya. Gue ngerasa ngga siap banget waktu itu, mulai dari materi yang kurang dipersiapkan dan juga karena itu juga merupakan pengalaman pertama gue buat berbicara di depan umum. Gue ngerasa deg-degan banget dan rasanya udah hampir keringet dingin pas naik diatas panggung. Alhasil, kurangnya percaya diri ini menyebabkan gue ngomong gelagapan dan terlihat ngga jelas. Ya, tim gue ngga lolos ke babak berikutnya dan gue merasa bersalah karena mengecewakan teman-tem

Impostor Syndrome: Perasaan Ragu Terhadap Diri Sendiri

Halo IdeNovator! Seperti yang kalian ketahui, beberapa saat yang lalu Metagraf sempat istirahat tanpa posting selama satu bulan. Sebenarnya, penyebab utamanya adalah karena pada saat itu, saya mulai merasa ragu dengan kemampuan saya menulis. Perasaan yang saya alami itu biasa disebut dengan istilah  self-doubt . Dalam bentuk lain, perasaan  self-doubt  ini dikenal dengan istilah Impostor Syndrome, yaitu ketika seorang yang sebenarnya kompeten/berpengalaman, merasa bahwa dirinya tidak benar-benar tau apa yang ia lakukan. Berdasarkan pengalaman saya, perasaan tersebut sangatlah mematikan. Impostor Syndrome telah membuat saya jadi berhenti berkarya dan kehilangan momentum dalam menulis. Tidak hanya saya, sejak pertama kali istilah  Impostor Syndrome  ini di temukan pada tahun 1978, telah tercatat bahwa 70% dari populasi manusia di seluruh dunia pernah merasakannya. Bahkan para mahasiswa di universitas papan atas dunia seperti  Harvard, Yale, Stanford  dan  MIT  pun merasakan ha

Tips Meningkatkan Kecepatan Membaca

Halo IdeNovator! Beberapa minggu lalu, gue pernah menulis artikel yang berjudul:  Rahasia Membaca Satu Buku Setiap Minggu . Nah, di artikel itu gue sempet ngejanjiin akan menulis tentang gimana sih tips meningkatkan kecepatan membaca tanpa mengurangi komprehensi kita dalam membaca. Sebelum gue menjelaskan tentang  step-step nya, perlu diketahui bahwa  membaca cepat ini ngga bisa instan.  Dibutuhkan latihan-latihan setiap harinya. Pada awalnya membaca cepat ini juga akan terasa sedikit susah karena mata kita belum terbiasa untuk bergerak dengan cepat dan membaca lebih banyak kata sekaligus. Jadi, lakukanlah latihan membaca cepat dengan teratur agar nanti membaca cepat bisa menjadi kebiasaan yang secara otomatis kita lakukan. Oh iya, pengen ngejelasin juga bahwa  kita ngga harus membaca cepat untuk semua buku.  Ada beberapa jenis buku yang emang kita bisa ngelakuin baca cepat dengan mudah, namun ada juga buku yang akan lebih enak bacanya kalo dihayati secara perlahan. Jadi, ki