Halo IdeNovator!
Saya cukup yakin bahwa Anda adalah seorang pengusaha yang memiliki tingkat optimistik, serta keberanian yang tinggi dalam mengambil keputusan.
Ya, Anda yang sedang membaca artikel ini sekarang juga.
Terlebih jika berbicara mengenai bisnis atau wirausaha.
Anda gak segan untuk mengorbankan banyak waktu, keringat, bahkan uang untuk dapat meraih tujuan dan kesuksesan. Bukan begitu?
Tapi apa jadinya jika hal-hal yang Anda lakukan selama ini dalam meraih kesuksesan berbisnis, ternyata malah menjatuhkan bisnis Anda sendiri?
Sesuai dengan pengamatan saya selama ini, masih banyak pelaku bisnis di Indonesia yang melakukan hal-hal tersebut.
Perlu diperhatikan, khususnya untuk Anda yang memiliki tujuan bisnis dalam jangka panjang.
Berikut 7 penyebab yang membuat bisnis online Anda menjadi bangkrut:
1. Promosi, promosi, promosi, gak peduli dengan yang lain.
Sejatinya Anda, saya, serta pebisnis lainnya sangat menginginkan terjadinya penjualan dan untung, betul?
Salah satu upaya untuk mewujudkan keinginan tersebut adalah dengan promosi.
Harapannya adalah orang yang melihat promosi tersebut menjadi tertarik dan melakukan pembelian.
Tapi sangat diguangkan sekali, promosi masih sering disalahgunakan oleh beberapa pengusaha di Indonesia.
Khususnya di dunia maya, siapapun bisa menjajakan dagangannya kepada publik hanya bermodalkan kata-kata, tanpa diketahui siapa orang dibalik promosi tersebut.
Akibatnya, promosi produk bisa kita jumpai di manapun.
Mulai dari forum diskusi, kolom komentar portal berita, bahkan ketika artis-artis terkenal mengunggah fotonya di sosial media.
Promosi (digitalinbro.com) |
Saya lebih suka menyebut promosi sembarangan ini sebagai spamming, karena memang begitu faktanya.
Sama seperti halnya di dunia nyata, apakah Anda merasa nyaman ketika fasilitas publik atau pepohonan penuh dengan tempelan brosur dan poster promosi?
Ok saya ngerti, harapan Anda adalah semakin banyak promosi maka akan memperbesar peluang terjadinya penjualan.
Mungkin iya dalam jangka pendek, tapi tidak jika Anda menginginkan bisnis yang berkelanjutan.
Sebagian besar konsumen membenci perilaku bisnis tanpa etika ini.
Terlebih di saat mereka sedang menikmati sosial media untuk mencari hiburan atau berclu dengan kerabat lewat pesan singkat.
Kesimpulannya, promosi di sembarang tempat dan waktu hanya akan menghancurkan brand image bisnis Anda, karena tidak satu konsumen-pun yang menyukainya.
2. Menyepelekan kompetitor
Memandang kompetitor bisnis dengan sebelah mata hanya akan menghancurkan bisnis Anda sendiri.
Kenapa begitu?
Selama ini Anda berusaha keras untuk memberikan produk dan pelayanan terbaik bagi konsumen.
Begitu juga dengan kompetitor Anda!
Setiap bisnis pasti memiliki kompetitor dan persaingan (kecuali bisnis monopoli atau semacamnya).
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk menganalisis dan memahami kompetitor tersebut.
Berikut adalah beberapa pertanyaan contoh dari analisis terhadap kompetitor:
- Siapakah para kompetitor bisnis saya?
- Apa yang mereka lakukan untuk menarik pelanggan?
- Mengapa mereka melakukan ‘hal tersebut’? Mengapa tidak melakukan ‘hal ini’?
- Mengapa konsumen lebih memilih kompetitor A daripada kompetitor B dan brand saya?
“We watch our competitors, learn from them, see what they are doing for customers and copy those things as much as we can. - Jeff Bezos”
3. Terlalu bergantung kepada pemasok
Terlebih bagi Anda yang melakukan kerjasama dengan pemasok, atau supplier, baik pemasok bahan mentah maupun produk jadi sehingga Anda tinggal menjualnya.
Hindari bergantung hanya kepada 1 pemasok.
Itu sama aja kaya menyerahkan hidup dan mati bisnis Anda kepada pemasok tersebut, ngeri kan?
Selain itu, masih banyak resiko lain yang bisa muncul, seperti terjadinya kemungkinan pemasok akan memberikan penawaran harga yang terlalu tinggi.
Kasarnya, bisnis Anda ‘dipermainkan’ oleh pemasok tersebut.
Atau mungkin di saat pemasok sedang melebihi kapasitas produksinya dan gak sanggup memenuhi permintaan bisnis Anda.
Memiliki beberapa pemasok alternatif merupakan keputusan bijak buat Anda yang menginginkan bisnis berjangka panjang.
4. Terlalu cepat mempekerjakan karyawan
Apakah Anda pernah merasa bahwa pertumbuhan bisnis Anda semakin berkembang dengan cepat, jumlah permintaan pasar semakin tinggi, sehingga sepertinya…
Anda membutuhkan tenaga kerja baru untuk dapat memperluas bisnis tersebut?
Jika seperti itu, hal ini harus diperhatikan sehingga tidak terjadi blunder di kemudian hari.
Gak jarang tindakan mencari tenaga kerja baru ini dilakukan secara terburu-buru.
Terlebih jika ada posisi yang kosong dan segera membutuhkan penggantinya.
Di sisi lain, ada juga kondisi di mana para pelaku bisnis kesulitan mencari karyawan baru yang benar-benar kompeten dan sesuai dengan kebutuhan.
Akibatnya, kita mempekerjakan karyawan yang ‘kurang tepat’.
Kondisi ini dapat mengakibatkan “bozo explosion”, di mana Steve Jobs pernah berkata, “One bozo gets another bozo. Soon, you’re surrounded by bozos. This is called bozos explosion.”
Singkatnya, bozo merupakan orang yang tidak kompeten dan berpengalaman bagi bisnis kita.
Jadi pastikan Anda berinvestasi hanya kepada tenaga kerja yang tepat.
5. Asal seruduk target market
Hal yang ‘terlihat sederhana’ ini masih sering disepelekan oleh para pelaku bisnis di Indonesia, khususnya skala kecil-menengah.
Harapannya, dengan tidak menentukan target market berarti bisa ‘menjual kepada semua orang’, betul begitu?
Jika iya, saya sendiri pun pernah melakukannya.
Jadi … mengapa Anda sebagai pebisnis harus menentukan target market dengan jelas? Apa akibatnya kalau Anda tidak melakukannya?
Menentukan target market yang jelas akan membawa Anda kepada strategi pendekatan yang lebih efektif dan efisien sesuai karakteristik pasar yang dituju.
Apakah tepat jika berburu 1 ekor rusa menggunakan sebuah tank?
Tentunya pakai senapan angin akan jauh lebih tepat, ya kan.
Hal ini juga berhubungan dengan USP (Unique Selling Proposition) atau yang lebih dikenal dengan diferensiasi bisnis.
6. Promosi tanpa copywriting
Sekali lagi, hal ini masih sering dilakukan oleh para pebisnis khususnya dalam dunia online.
Bahkan saya pernah melihat sendiri pengakuan dari salah seorang pedagang online yang mengaku, bahwa ia promosi seadanya karena malas membuat kata-kata dan lebih suka yang ‘apa adanya’.
Sekarang saya tanya, Anda melakukan promosi untuk memenangkan hati konsumen, atau menyenangkan diri sendiri?
Ketika Anda mampu membuat konsumen ‘jatuh hati’, mereka senang dan membeli produk yang Anda jual, toh akhirnya Anda sendiri yang ikut senang kan?
Semakin berkembangnya teknologi dan informasi, masyarakat lebih menyukai brand yang bersifat H2H (Human to Human), yang mana menjalin hubungan secara horizontal dan lebih manusiawi.
Bayangkan kalau Anda menutup mata dan masih menggunakan cara ‘tradisional’, seberapa jauh tertinggalnya bisnis yang Anda punya, sehingga akan menyebabkan jatuh di masa mendatang.
Jadi gimana caranya melakukan promosi yang tepat? Berikut artikel yang mengulas teknik copywriting yang mampu menarik perhatian pelanggan.
7. Gak mengumpulkan data informasi pelanggan
Mengapa hal ini bisa menghancurkan bisnis Anda?
Padahal selama ini bisnis Anda mungkin berjalan baik-baik saja tanpa peduli dengan data konsumen?
Menurut White House Office of Consumer Affairs, yang dikutip oleh Helpscout.net; rata-rata, pelanggan yang loyal itu bernilai 10x jauh lebih berharga daripada saat pertama kali mereka melakukan pembelian.
Bayangkan, berapa besar peluang yang disia-siakan saat Anda tidak berusaha meningkatkan loyalitas pelanggan.
Di mana, kemungkinan besar kompetitor Anda sudah mengumpulkan data pelanggan mereka terlebih dulu.
Hal ini tentunya dapat berujung pada kekalahan dalam persaingan bisnis.
Jadi, mulailah dengan mengumpulkan nama dan email atau nomor handphone para pelanggan yang sudah berbelanja.
Setelah itu? Bangun hubungan untuk meningkatkan loyalitas.
Sekian dari saya tentang beberapa penyebab bisnis online bangkrut yang harus Anda hindari sedini mungkin.
Terima kasih, salam sukses!
Komentar
Posting Komentar